Tuesday, December 13, 2005

gue yang semakin gendut, malas, dan egois

kata-kata gendut, malas, dan egois sesungguhnya tak punya korelasi yang baik untuk sebuah kalimat. kata gendut mungkin saja berhubungan dengan malas. tapi rasanya agak jauh bila harus disandingkan dengan kata egois. meski, bila dicari korelasi yang sekedar basa basi tentu tetaplah ada benang (kenapa selalu di sandingkan dengan kata merah?) yang menghubungkan ketiganya. apalagi kalau bukan sama-sama berbentuk kata sifat yang berkonotasi negatif. dan itulah yang akhir-akhir ini tengah dengan leluasanya bersarang dalam tubuh gue yang menyedihkan ini.

kata sifat pertama, gendut
waktu kuliah jaman 90-an dulu gue sempat mengalami bentuk tubuh ini. meski (entah sekedar menyenangkan hati) banyak temen gue yang bilang: "sebenarnya bukan gendut sih... tapi montok." haha...

timbangan saat itu berkisar antara 55-56 kilo. terasa benar badan susah bergerak. terutama untuk bagian pinggul ke bawah (ini entah merupakan anugrah atau justru nilai minus yang harus diperhatikan serius, bahwasannya bila mengikuti pola bentuk tubuh yang banyak disiarkan media mode, bentuk tubuh gue termasuk pola buah pir. alias membesar di bagian bawah). yang paling menjengkelkan adalah susahnya mencari mode baju yang pas dan enak dipandang mata (u know what, ukuran pinggang celana gue 30-31!)

beberapa tahun berikutnya entah mengapa banyak teman lama yang baru kembali bertemu merasa pangling dengan perubahan pada bentuk badan gue setelah itu. "eh ini atun yang dulu gemuk itu kan?" "ya ampun... lu kok kurus banget? abis make ya..."

ya ampun... gue sendiri sempat heran dengan reaksi temen-temen gue yang aneh itu. sebegitu drastis kah bentuk badan gue saat itu? meski timbangan tak pernah bergerak jauh dari angka 50 dan ukuran celana tetap 30 gue memang sempat merasa begitu merdekanya karena bisa dengan leluasa memilih model baju dan merasa heran, kok gampang ya cari ukuran badan gue sekarang? (hehe.. gue sempet menjalani diet swadaya sih meski tak selalu sukses. kau tau gue paling susah puasa makan dan resep diet saat itu tentu mengikuti prinsip pasar yang telah populer: makan nasi sesedikit-dikitnya dengan kuah sayur sebanyak-banyaknya. plus olah raga. meski cuma senam amatir!)

dan hari-hari belakangan ini rasa cemas akan makin gendutnya tubuh gue datang lagi. bukan sekedar cemas melainkan telah menjadi realita yang tak terbantahkan. gejala pertama adalah, bagian tubuh yang semakin memberat di bagian bawah. ini sebenarnya bukan kejadian tiba-tiba. setahun kemarin gue sempat merasa shock mendapati kenyataan bahwa satu-satunya kebaya yang gue punya namun belum pernah sekalipun gue pake mulai tak muat saat gue menjajal ulang. dan shock itu semakin menjadi saat kemarin gue pake baju renang dan tampak timbunan perut gue yang membuncit. omigod, menyedihkan betul bentuk tubuh gue sekarang...

sifat kedua, malas
ah, tanpa harus gue tulis panjang lebar pun kau pasti tau ini sifat bawaan yang susah banget enyah dari tubuh gue. hampir dapat dipastikan, tulisan ini pun tak dapat diselesaikan dengan baik karena rasa malas itu mulai datang lagi dan gue hanya bisa berjanji bahwa gue akan menyelesaikan bagian ini dan terakhir nanti. so, see u or kill me...

Kesempatan

Apakah semua orang memiliki potensi yang sama? Atau ia lahir dengan bakatnya masing-masing? Bila semua orang diberi kesempatan yang sama, pendidikan yang sama, apakah mereka akan memiliki kemampuan yang sama? Kemahiran yang sama?

Friday, October 07, 2005

kesempatan yang kuabaikan hari ini

seminggu yang lalu aku mendapat sms.
"anda dinyatakan lolos seleksi tahap satu..." bla.. bla.. bla...
awalnya ku pikir sms penipuan yang mengabarkan kita berhasil memenangkan sesuatu dan karenanya kita harus berbuat sesuatu sesuai dengan permintaan pengirim. (hari gini..?!)

kubaca lagi dengan seksama.
"lihat pengumuman di www.p2kp.org. untuk konfirmasi hubungi 021-...."
o, p2kp. aku pernah ngirim lamaran kesini ya? ya... ya... aku ingat. waktu ada lowongan di aceh aku sempat kirim lamaran dulu. entah lewat apa. email? pos surat? aku tak ingat lagi. hanya ingat aku memang sempat buat lamaran sana-sini. mencoba-coba melempar manggis. mana tau mendapat mangga. skedar usaha mendapat sesuatu yang baru (3 tahun di demos membuat aku merasa stagnan. status kontrak terus. gaji tak tambah. ilmu apalagi. dan riset ini praktis akan berakhir november besok).
tapi aku pun lalu tak begitu antusias membaca sms itu. ngirit banget sih ini orang. masak mau merekrut orang aja mesti kita yang menghubungi?

toh begitu sempat ku intip webnya. terdapat banner pengumuman peserta yang dinyatakan lolos seleksi 1 dan berhak melanjutkan ke seleksi berikutnya (lho?! kapan seleksi pertamanya dilakukan?). ada sejumlah nama disitu. termasuk pengumuman bahwa pelaksanaan tes selanjutnya adalah tes psikotest yang akan dilangsung senin 3 oktober 2005 jam 8.00 pagi di universitas tarumanegara sebelah kampus trisakti grogol. wah, makin malas aku.

pertama, kampus itu letaknya jauh. dan aku harus berangkat pagi-pagi. hrrrr....

kedua, psikotes? ampun lah. tes macam apa pula ini? apa yang bisa diharap dari tes ini? memprediksi kemampuan dan mental seseorang berdasar deret angka hasil jawaban orang yang belum tentu sedang bagus mood-nya saat menjawab soal-soal dalam hitngan detik itu. apalagi dikerjakan dalam keadaan perut kosong berjam-jam.

beberapa kali aku mengikuti tes ini. yang polanya sama dari tahun ke tahun. menggambar, berhitung, mencari lawan kata, mengingat sesuatu. aku makin merasa bodoh. apalagi kalau masuk soal hitung menghitung. membuat aku berfikir, apa hubungannya semua ini dengan posisi yang akan kita lamar? (aku pernah ikut 7 tahap seleksi untuk calon reporter kompas. pun tempo. meski masih tak nyambung apa hubungannya semua itu dengan dunia reportase dan jurnalisme? kenapa kualifikasi seseorang tidak diukur berdasar cv dan hasil karya seseorang? untuk memastikan sang pelamar tak berbohong toh bisa diverifikasi pada saat wawancara)

ketiga, seperti yang aku bilang, lembaga ini tampaknya tak serius merekrut orang. masak hanya bermodal sms.

maka dengan begitu kuputuskan untuk tidak mengindahkan pengumuman ini. sampai jumat siang lalu seseorang menelponku.
"hallo, mbak? kenapa kemarin gak datang tes?"
"o, saya gak bisa mbak. senin pagi saya ada acara". aku menjawab asal. asal kau tau, aku tidur sepanjang pagi itu.
"o, kita masih ada tes susulan kalau mau, besok tanggal 7 oktober. tempatnya nanti saya sms".

ya.. ya.. aku sempat menjawab antusias. tak menyangka mereka akan menguhungi ku. sebuah sms masuk. mengabarkan tes psikotes susulan. tanggal 7 oktober. tempat yang sama. jam yang sama. aku sempat gamang. hm, should i prepare my self to do this?

meski aku sempat membesarkan hati. bukankah aku ingin ke aceh? meski aku belum tau apa yang akan aku kerjakan disana. berapa lama masa tugas ku disana.

hm lagi, sebenarnya aku sama sekali tak buta tentag p2kp. aku pernah bekerja pada lembaga yang sama hampir 6 tahun yanglalu. saat p2kp tengah tumbuh menjadi lembaga baru. ini salah satu binaan world bank sebenarnya. program utamanya adalah memberikan kredit pada rakyat kelas menengah dan kecil untuk melakukan usaha.
maka jadilah lembaga ini. program pengentasan kemiskinan di wilayah perkotan yang kemudian disingkat menjadi p2kp.

program ini pun sebenarnya merupakan program revisi dari jps yang sempat booming tahun 99 lalu. dalam rangka memberi kail bagi rakyat kecil. tapi sering kali hanya berupa formaltas dan merupakan aksi bagi uang belaka.

aku sempat bertugas di wilayah klender dulu. sebagai fasilitator. mendampingi masyarakat membuat proposal untuk mendapatkan bantuan pinjaman. kami bertiga ditempatkan di satu kelurahan dulu. tiap fasilitator berhonor satu juta rupiah per bulan plus insentif 2% dari proposal yang berhasil dicairkan dananya. dana pinjaman minimal 5.000.000 maksimal 20.000.000. dengan masa pembayaran 1-2 tahun. bunga sekitar 15 samapi 20%.

dapat diduga selalu ada intrik disini. baik antar warga atau sesama fasilitator itu sendiri. insentif proposal selain memacu kerja para fasilitator untuk ulet menjaring "klien" juga menjadi sumber konflik yang sering tak terelakkan. masing-masing bergiat mencari dampingan demi mendapat insentif yang lebih besar. aku sempat merasa tak nyaman dengan cara kerja ini. sempat terjadi konflik laten antara kami. ditambah kondisiku yang jarang datang mengingat jarak tinggal yang jauh dan aku masih harus kuliah. aku sempat disidang menghadap ibu direktur saat itu.
sempat menyangka persoalan tak akan menjadi demikian besar. meski banyak juga teman-teman yang mendukungku saat itu akhirnya aku mermutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang tentu saja aku anggap sangat tak sehat itu.

aku pun tak menyangka lembaga ini akan membesar. tak pernah ku temui lagi teman-teman ku dulu (jumlah mereka sebenarnya cukup besar. mengingat untuk jakarta saja terdapat lebih dari 100 keluarahan yang masing-masig kelurahan di"tanam" 3-5 fasilitaor. belum lagi di daerah botabek)sampai ku dengar lowongan untuk mengisi posisi di aceh itu. kata terakhir inilah yang sesunguhnya memikat hati.

aku ingin ke aceh. bukan karena p2kp itu sendiri. aku memprediksi pekerjaan yang tak jauh berbeda dengan apa yang pernah aku lakukan dulu. dan telepon jumat siang itu sempat kembali meneguhkan lagi keinginanku.
come on, u can do it! lagi pun aku fikir aku pasti bisa berangkat jumat pagi tanggal 7 oktober itu. bukankah setelah sahur aku bisa berjaga-jaga dan memprsiapkan diri untuk berangkat.

meski menjelang hari h ternyata aku tak puasa. tetap kupersiapkan diri untuk bangun pagi. aku sempat membeli panganan untuk esok hari dan memasang alarm pukul 6. meski aku telat beranjak tidur malam tadi. lewat pukul 1 dinihri aku masih terjaga. (aku masih mencintai malam dan membenci pagi saat kita harus bergegas menyongsong hari).

benar saja. saat alarm berbunyi mataku masih berat luar biasa. kepalaku makin pusing membayangkan pola psikotes membosankan yang harus aku jalanai. sempat terjadi perang batin (mungkinkah pengaruh tin di kamarku?) sebelum aku kembali menset alarm pukul 6.30.

waktu berlalu dan aku tak bisa kembali tidur pun terjaga. manimbang-nimbang betapa bebal dan menyebalkannya diriku. mengambil atau membiarkan kesempatan ini berlalu. satu-satunya hal yang memberatkan ku adalah soal aceh. this is my chance (but not the last).

hal lainnya yang agak memberatkan ketidakhadiran ku pagi ini di psikotes itu adalah makin tak terujinya kredibilitasku untuk bergiat mendapatkan sesuatu. dasar pemalas. sempat ku paksa diri beranjak ke kamar mandi sebelum aku memutuskan: bukan ini yang aku mau. maka kubiarkan waktu berlalu dalam tubuh yang kembali terlelap (oh, aku sempat mengirim beberapa sms). que sera, sera..

another stupid thing

ini jaringan internet bener-bener bikin gondok.
lambreta lalalala...
padahal gue lagi pengen nulis banyak.
padahal gue lagi gak banyak kerjaan.
padahal mood gue lagi bagus.
tapi kepentok sama hal tehnis yang gue sendiri gak bisa ngatasin
bikin enek dan membuyarkan semua keinginan.
selalu kayak gini.
kalau kita tengah mengingnkan sesuatu
harus jatuh bangun dulu untuk bisa meraihnya
sampai ia datang kita udah gak kepengen lagi menyentuhnya.

Monday, October 03, 2005

Bangsa gila

"ledakan bom bali mengalihkan perhatian terhadap ledakan bbm. kerjaan siapa..."
lewat tengah malam sebuah sms masuk ke ponselku. beberapa jam setelah aku menyaksikan tayangan sela yang mengabarkan tiga ledakan yang terjadi di jimbaran dan kuta bali.

"entahlah. ini bangsa gila. negaranya bangkrut. orang-orangnya lebih suka memakan sesama." jawabku kesal. bagaimana mungkin ledakan itu masih bisa terjadi lagi? aku pusing. geram. membayangkan hidup yang makin tak aman.

membayangkan keamanan yang makin diperketat. menyerahkan tas kita untuk diperiksa setiap kali kita menghadiri sesuatu. meskipun bukan di tempat formal. bahkan dipasar tradisional sekalipun. (aku teringat pada peristiwa pengeboman di pasar tentena). membayangkan ruang lingkup yang makin terbatas. menghindar pusat-pusat keramaian karena takut nyawa melayang sia-sia (sebelum ini pun rasa was-was sudah meninggi. makan makanan beracun, wabah yang disebakan burung liar, ditabrak pengedara motor yang sedang ngelamun, ditodong pencopet di bus sementara kita tak punya uang). hidup kita jadi tergantung pada orang lain. (dan aku sempat ragu untuk masuk ke gedung 21 yang tengah memutar film yang kontroversial)

lepas dari kontroversi tentang otonomi khusus yang dimintakan oleh pemda yang bali yang konon akan menjadikannya wilayah yang eksklusif, termasuk terhadap kaum minoritas muslim disana, lepas dari pandangan-pandangan kritis yang menyayangkan kondisi wisata bali yang makin menjadikannya jauh dari natural(wajar saja ia kan telah jadi tempat wisata internasional), aku menyukai tempai ini. salah satu tempat (seperti yang pernah aku bilang) dimana kita bisa mengeksperikan diri tanpa takut tatapan aneh orang-orang sekitar. tempat dimana kita bisa bebas berjalan-jalan meskipun hanya menggunakan cawat. tempat dimana kita bisa dengan bebas menikmati keindahan pantainya tanpa harus bayar tiket masuk (meski kadang ada juga perlakuan diskriminatif terhadap turis lokal dibanding turis luar), aku mencintai tempat ini.

dan kita menjadi begitu paranoid. saling curiga satu sama lain. aku sendiri tak pernah bisa mengerti bagaimana mungkin fenomena bom bunuh diri bisa terjadi juga disini? sering membayangkan apa yang dibayangkan seseorang yang telah memasrahkan diri menjadi pengebom? bagaimana perasaannya sesaat menjelang eksekusi? apakah mereka hanya manusia-manusia klon yang tak lagi punya nurani dan akal sehat?

aku pusing. ini bangsa gila. negaranya bangkrut. orang-orangnya lebih suka memakan sesama.

Friday, September 30, 2005

malam sepi menjelang kenaikan bbm

Sudah dua hari ini aku tak kemana-mana. Sengaja mengurung di kamar demi menyelesaikan tulisan yang harus disetor senin besok.
Tapi malam ini pertahanan itu rontok juga. Tak sengaja.

Pagi tadi lewat radio (aku belum juga sempat beli tv ;-/) sempat ku dengar kabar tentang aksi demo besar-besaran menuntut tak dilakukannya kenaikan bbm yang konon akan berlangsung secara estafet sampai hari minggu besok.
Semua berlalu begitu saja. Aksi ini sudah bisa diduga sebelumnya. Bukan aksi pertama. Dan biaya yang harus dikeluarkan seringkali tak sebanding dengan hasil yang diharapkan.
pun, ini bukan aksi yang pertama. Dan pemerintah telah membentengi diri sedemikian rupa saat mengeluarkan kebijakan klise ini. negara bangkrut maka rakyat yang harus menanggungnya (hey, kenapa tak dihapus saja semua subsidi yang diterima para pejabat itu? Mereka tak penah pusing memikirkan besarnya uang bulanan yang harus keluar untuk membayar tagihan listrik, telepon bahkan bensin).

Lagipula, seperti aku bilang, sudah dua hari ini aku tak kemana-mana. Tak kontak siapa-siapa. Sampai-sampai ibu kos ku mengetuk pintu kamar menanyakan apakah aku baik-baik saja. Ia takut aku pingsan atau apa. (sempat terbayang pula kisah tragis beberapa anak kos yang ditemukan beberapa hari kemudian dengan tubuh yang sudah membusuk karena tak ada yang tau keberadaannya).

Sebuah telpon sempat masuk kemarin. Dari suryanto. Pengajar di sanggar ciliwung. Mengabarkan bahwa ia tak bisa menemaniku ke oktagon rabu ini. Sebuah acara yang sesungguhnya pernah aku agendakan karena konon studio itu tengah sale besar-besaran dan aku tengah membutuhkan lensa tambahan untuk keperluan berburu fotoku. Well, karena (lagi-lagi) aku tengah tak ingin kemana-mana, jadi telponnya tak berarti apa-apa bagiku.

Kuabaikan pula niat untuk mengabarkan adanya aksi demonstrasi besar-besaran ini pada luthfi, teman yang sangat ingin mengabadikan aksi berdemonstrasi. ”aku ingin bisa ngedapetin eksperi wajah-wajah waktu demo,” katanya belum lama ini.
ya belum lama ini. karena minggu kemarin baru saja aku menghabiskan hari dengannya menyusuri daerah kota untuk berburu foto. Mulai dari gedung museum bank depan stasiun beos sampai pelabuhan sunda kelapa.

Sebuah perjalanan yang sesungguhnya diluar settingku sebelumnya. Ia tergila-gila betul mengambil wajah orang. Menunggu obyeknya berlama-lama demi mendapatkan ekspresi wajah yang diinginkan. Sementara aku paling menghindar mengambil obyek ini.
karena orang biasanya menjadi tak natural saat tau ia akan diambil gambarnya.

”itulah makanya aku suka susah nyari temen jalan bareng. Suka gak nyambung chemistry-nya”, katanya melihat aku bersungut-sungut saat menunggunya. Bukan apa-apa, yang membuat aku mendongkol tak keruan adalah karena ternyata ia naksir berat dengan kamera ku dan mengambil wajah-wajah itu dengan kamera yang sesungguhnya ingin aku gadai itu. Aku jadi nganggur dan dengan setia menunggunya. Bah! Bahkan saat kusampaikan niatan ku untuk menggadaikan kamera itu, ia malah menawarnya dengan harga yang tak pantas. Pukimak! kata orang melayu (sebuah kata saru yang telah menjadi common sense bagi orang melayu tentunya).
Tapi kalimat terakhirnya itu diam-diam aku benarkan dalam hati. Ya, memang susah mencari orang yang bisa nyambung chemistry-nya. Mencari belahan jiwa. Begitu judul lagu-lagu klise pernah bilang. Aku membenarkan demi melegitimasi kesendirianku saat ini.

well, kembali ke paragraf awal, kuurungkan niatku untuk mengabari berita yang ku dengar pagi ini. ia pasti tau berita ini. jadi tak perlu buang pulsa yang tak perlu. Lagi pula, seperti yang aku bilang, aku tengah tak ingin kontak siapa-siapa saat ini.

tentu saja aku sempat keluar sebentar. Sekedar mencari makan lalu kembali termenung di depan layar komputer mengira-ira apa yang perlu aku tulis untuk kemudian aku hapus kembali. Waktu berlalu dengan duduk atau tidur saat kepalaku terasa berat tak tau apalagi yang harus aku tulis. Entah lebih besar mana porsinya. Tidur atau terjaga. Yang jelas punggungku sempat terasa nyeri dan terasa bongkok.

Malam ini pertahanan untuk tetap mengurung diri di kamar itu akhirnya rontok juga. Tak sengaja.

Awalnya aku hanya berniat keluar sebentar untuk mencari makan. Seperti biasa. Aku tak masak dan malas masak. Tapi tukang sate yang biasa aku liat mangkal di depan jalan itu ternyata tak ada. Mungkin juga pulang kampung menjelang puasa ini. mungkin juga tengah khawatir dengan isu flu burung yang tengah ganas-ganasnya. Entahlah. Aku sendiri sempat makan sate ayam malam sebelumnya sebelum aksi pengurungan ini berlaku. Tak ada kekhawatiran yang berarti meski pagi setelah aku terjaga aku sempat buang-buang air tak biasa. Ini mungkin tak ada hubungannya. Namun disebabkan tukang sate yang malam ini tak terlihat batang hidungnya itu aku lantas berfikir keras. Makan apa aku malam ini. sempat terlintas untuk makan sate atau sop kambing. Mungkin berguna untuk menambah gairah dan mengurangi rasa pegal di tubuhku (haha.. ini logika yang sungguh tak masuk akal). Yang jelas aku butuh sesuatu yang menyengat malam ini. seharian ini aku makan makanan yang sungguh tak menggugah selera. Sesuatu yang terlalu banyak unsur karbohidrat sementara aku sangat menyukai sesuatu yang berlemak (meski kesukaanku pada sesuatu yang berlemak kadang-kadang belaka. Kalau kau tanya apa menu favoritku? Aku akan menjawab cepat: seafood!)

Aku berfikir keras dimana bisa mendapatkan sate atau sop kambing yang malam ini sungguh ingin aku nikmati itu. Setauku tak ada di daerah sini. Aku terus berjalan menyusuri jalan surabaya. Sempat ku rasakan kesegaran mengingat aku benar-benar tak kemana-mana dua hari ini. Sampai aku punya pilihan. Cikini atau jalan sabang. Ya, jalan sabang. Ide yang bagus. Aku tak terlalu sering makan di sana. Hanya beberapa kali saat diajak makan bersama orang-orang yang kadang tak sengaja pula aku temui. Dan rasanya tak aneh bila malam ini aku menyambangi jalan itu. Lagi pun transportnya tak terlalu susah. Cukup sekali naik 502 lalu mengangsurkan selembar uang ribuan pada sang kernet, maka sampailah ia (ini sesungguhnya tarif tak resmi. Namun aku dapat menambah 500 rupiah bila ia menagihku. No big deal).

Tadinya aku fikir aku tak akan mendapatkan bus malam ini. Mengingat aksi demo hari ini. Mungkin saja beberapa angkutan melakukan aksi mogok. Meski kekhawatiranku ternyata memang berlebihan. Ku temui jalan yang sepi. Ini tak biasa. Baru menjelang pukul tujuh saat aku keluar tadi. Dan kota ini belum tertidur pada jam-jam seperti ini.

Malam ini memang terasa tak biasa. Seorang laki-laki sempat menegurku saat aku melintas jembatan tadi (arsitekturnya aku suka. Aku menduganya warisan masa kolonial). ”Mau kemana, mbak?,” aku mengacuhkannya. Namun sempat kutoleh sejenak wajahnya. Khawatir ia seseorang yang aku kenal. Karena tak biasanya ada orang yang menyapaku dengan sengaja. Ah, hanya tukang ojek yang tengah mencari peruntungannya malam ini.

Aku menunggu sejenak sebelum mendapatkan bus yang aku perlukan malam ini. sempat merenung akan niatan perjalananku malam ini. untunglah aku gunakan dengan benar penutup kepala ku malam ini. meski baju kumal tak karuan bergaya ala hippies dan tak sempat ku kenakan bra malam ini. haha... aku tau tak akan ada yang akan mengenaliku malam ini. kadang aku senang dengan kondisi ini. kondisi dimana kita tak mengenal dengan baik satu sama lain dan kita bebas melakukan apa pun yang kita mau. Lalu anganku melayang jauh. Aku sering melakukan ini. berjalan seorang diri dengan angan-angan yang melayang jauh... (mungkinkah ada orang yang bernasib sama dengan aku?)

Aku tau banyak yang bisa aku dapatkan di jalan sabang ini. Sagala aya. Namun aku langsung tergoda saat ku lalui sebuah warung yang menyediakan masakan makassar. Hm, tulisan coto itu sungguh menggugah selera. Sudah lama aku tak menikmatinya. Kutepis godaan itu. Perjalananku belum jauh benar. Baru saja melangkah. Lagi pula bukankah aku ingin makan sate atau sop kambing malam ini? nyatanya aku tak mampu menahan godaan kedua saat kembali kulewati warung makan makassar kedua. Sudahlah. Tampaknya aku memang harus berlabuh disini. Lagipula warung ini tampak tak seeksklusif yang pertama tadi. Meski ternyata harganya lumayan juga (aku menghabiskan satu setengah ikat buras plus es jeruk sebagai penyegar rasa dan harus membayar 16.000 untuk kegilaanku malam ini). Aku sering terbayang-bayang saat beberapa kali pernah mencoba coto yang asli makassar. Dan rasanya harganya tak mahal-mahal betul. Temanku pernah bilang, kalau mau, dengan uang tiga ribu kita bisa mendapatkan semangkuk coto yang rasanya tak kalah dengan harga diatasnya. Aku tak percaya. Namun tak membatahnya. Kadang tempat memang menentukan harga.

Kesegaran yang malam ini sempat aku rasakan rasanya tak ingin dengan cepat aku tinggalkan. Maka dengan sengaja aku susuri keramaian jalan ini. Ah, kota memang belum tidur ternyata. Meski aku sempat heran dengan kondisi sepanjang jalan yang sempat aku lalui tadi. Dan aku baru menyadari bahwa aku menempuh perjalanan dalam tempo yang singkat. Mungkin juga pengaruh dari lamunanku yang tak menyadarkan aku akan waktu yang telah tertempuh tadi. Yang sempat teringat, tak kutemui jalan yang macet di jalan cikini menuju tugu tani tadi.

Kemana orang-orang menyembunyikan diri malam ini? mungkin ke pusat-pusat perbelanjaan atau tempat-tempat makan seperti yang aku lakukan malam ini. meski tak sengaja. ada banyak tempat makan seperti. Sepanjang jalan yang dipenuhi warung makan semi permanen. Jalan ini sendiri mengingatkan ku pada tempat makan menteng. Meski tak persis betul. Menteng baru hidup petang saat malam menjelang. Sedang sabang sudah menggeliat sejak pagi menghadang. Ah, hanya dua tempat inilah yang aku kenali betul. Lainnya aku tak hafal betul. Meski aku sempat melewati daerah casablanca dan kutemui sebuah jalan dengan kondisi yang sama. Ramai dengan warung makan semi permanen. Tempat dimana kita bisa memilih menu apapun walau kadang dengan harga yang di luar kebiasaan.

aku nikmati rasa keterasinganku malam ini. (Ah, aku mulai lelah dan mulai tak fokus dengan tulisan ku sendiri saat ini). menyadari detil kecil yang sering aku abaikan selama ini (sampai saat ini aku masih bermasalah dalam menghapal jalan). berjalan melewati sarinah. Sempat berhenti sejenak melihat film apa yang tengah tayang di djakarta teater saat ini (ah, flight plan telah main) dan tertegun bingung memutuskan arah mana yang akan aku pilih menuju pulang malam ini. kuabaikan pilihan menuju kebun sirih. Ku putuskan untuk meneruskan perjalanan melewati bundaran hi. Bukan jalur yang singkat sebenarnya. Apalagi kalau kita lalui pada siang saat matahari tengah pamer-pamernya. Namun bukankah aku tengah ingin melanjutkan angan-anganku yang sedang ingin mengembara malam ini? lagi pula, mungkin ada sesuatu yang tersisa bekas aksi siang tadi.

maka kuputuskan berjalan dengan menghibur hati bahwa aku membutuhkan sedikit gerak dan keringat yang mengalir sejak aksi pengurungan ku dua hari ini. sesuatu pasti akan kembali melintas saat kita menemui kembali tempat atau jalan yang pernah kita lalui. Dengan beragam kenangan yang terjadi di dalamnya. Ku lihat gedung tempat undp memarkaskan diri. Aku ingat malam saat ikut aksi melawan terorisme dan menentang kebijakan as yang diskriminatif. Kami melakukan long march malam itu dari bunderan hi sampai depan kedubes as. Sempat singgah di depan kantor undp ini. Dan aku kembali melakukan dejavu aksi berjalan kaki itu malam ini. Sendiri.

Ah, aku belum ingin menutup tulisan ini sampai disini. Masih ada yang ingin aku sampaikan. Mungkin tak penting. Tapi aku sungguh merasa heran dengan rasa sepi yang kutemui malam ini? kemana orang-orang menyembunyikan diri malam ini? kenapa jalan tampak begitu lengang? Sempat ku lewati sarinah tadi. Tampaknya tetap ada kehidupan disana. Meski tak kutemui jalan macet luar biasa seperti yang biasa kita temui karena banyak mobil antri untuk mendapatkan tempat parkir. Kulewati pula plaza ex yang mengingatkanku pada pengalaman pertama saat menonton innocent voices didalamnya (mungkinkah dapat kutemui lagi kesempatan emas itu?). mungkinkah orang-orang juga tengah berkumpul didalamnya? Menghabiskan malam melepaskan rasa penat dan kepusingan dengan kondisi bangsa yang diancam kebangrutan ini? (kalimat ini mengingatkan aku pada pertanyaan ae yang disampaikan dua hari yang lalu. Sudah adakah yang menawarkan ganti kewarganegaraan? Negara ini sebentar lagi bangkrut!)

Harapanku untuk dapat menemui sisa-sisa kebesaran aksi siang tadi tampaknya sia-sia belaka. Kutemui bunderan hi yang gelap. Dengan air mancur yang sama sekali tak menyala. Tak ada polisi militer yang biasanya berjaga-jaga di sekitarnya. Kecuali seorang saja yang tengah menunggu posnya. (hal yang berlawanan saat aku melewati kantor gubernur tadi. Banyak lampu hias berkelap kelip. cantik. Sutiyoso memang genit. Ah, kutemui kondisi tak biasa pula disini. Jalur di depan kedutaan amerika tampaknya sudah mulai melebar kini. Meski tak lepas dari patroli para polisi yang siaga dengan senapan mereka. Pagar kokoh berlapis dan polisi yang siap siaga itu sempat mengingatkanku pada rasa schrizoponia yang tengah dilanda pemerintah as saat ini. siapa suruh membuat kebijakan yang tak populis? Siapa suruh mengobarkan perang?)

Pertanyaan itu kembali meruap. Kemana orang-orang menyembunyikan diri? Juga para polisi itu? Apakah mereka masih terkonsentrasi untuk mengamankan wilayah ring 1 dan 2 di medan merdeka sana? Tak kutemui jawaban pasti. Aku pun tak berminat tau lebih jauh. Lagipun, rasanya tak ada orang yang bisa memuaskan keherananku malam ini.
Ku pandangi sejenak patung selamat datang yang membisu itu. Temaram cahaya menyinarinya. Ah, sebuah arsitektur yang luar biasa memang. Diletakkan di pusat kota dengan panorama hotel indonesia di hadapannya. Hotel yang pernah menjadi kebanggaan sukarno dan bangsa indonesia. Namun kini kondisinya mengkhawatirkan. Sebelum kembali dipugar dan tak tau akan jadi apa nanti. Aku sempat mengambil gambar minggu kemarin. Tentu dengan keterbatasan lensa yang ada. Aku belum lihat hasilnya. Namun agak sulit saat mencari sudut yang tepat kemarin. Terganggu dengan keberadaan alat-alat berat yang tengah memugar hotel bersejarah itu.

Saat melewati bundaran yang senyap malam ini pun (dalam kondisi seperti ini tak terlihat hasil pugaran air mancur yang konon kabarnya menghabiskan dana 16 milyar!) aku sudah mempersiapkan diri bila memang tak ada bus yang bisa membawaku kembali. Meski aku terus berdoa banyak-banyak semoga kemungkinan buruk itu tak benar-benar terjadi. Aku ingin naik bus malam ini. dan tak ingin (lagi) menghabiskan dana percuma untuk menempuh jarak yang sesungguhnya tak seberapa itu dengan taksi. (aku semakin menyadari bahwa memang tempat tinggalku saat ini memang sungguh strategis. Meski tak terlalu nyaman).

Rupanya tuhan memang tengah bermurah hati malam ini. ku jumpai bus pertama sebelum sempat aku meletakkan pantatku saat aku berniat sabar menunggu dengan cara duduk di pinggir trotoar. Dan hey, welcome home! Meski aku malah melupakan tugas utamaku menyelesaikan tulisan yang ingin ku serahkan besok dan lebih memilih menulis nuansa yang ku temui malam ini.

Wednesday, September 14, 2005

Stupid Job

ini pekerjaan yang sungguh menjemukan.
gak masuk akal.
bikin umur lebih tua dari siklus yang seharusnya.
benar-benar membosankan dan sering bikin gue memutuskan untuk resign aja.

Menangis Semalam

inginnya tutup buku.
tak ingin lagi mengingat apapun. siapapun.
tapi tengah malam tadi airmata kembali tumpah. ruah.
ingat sesuatu. seseorang.
yang sungguh ingin bisa gue bebaskan pikiran gue sendiri dari segala kenangan dan harapan yang pernah terbentuk.
benci dan dendam tak bisa lagi dihempaskan. mungkin juga sedikit rasa rindu.
bikin sesak dan rasa sakit yang melelahkan.
tak bisakah kita melangkah tanpa mengingat masa lalu?!

New Hair

abis potong rambut di yopi salon utan kayu.
kelihatan lebih fresh (kenapa juga harus ditutup?)
andai jilbab ini bisa berlaku seperti topi yang bisa dipake lepas kapanpun.
sebenarnya bisa aja begitu. guenya aja yang gak berani.
malas dengan gumaman orang-orang. meski pun dalam hati.
(dulu waktu masih kuliah di iain gue malah lebih cuek. bisa kemana-mana tanpa tudung. pengaruh jiwa muda barang kali. sekarang makin tambah umur makin banyak yang dipertimbangkan..)

Friday, September 09, 2005

Nightmare Comes True

lagi pengen belajar naek motor eh malah kecelakaan
sungguh gak nyangka gue akan babak belur seperti minggu malam kelabu itu
muka bonyok. pipi harus dijahit. mata gak bisa melek. dan bibir yang jontor gak bisa nelen makanan.

sempet trauma denger suara motor. dan berniat gak pengen naik motor lagi.
tapi malam ini niat itu goyah.
waktu ketemu temen yang naik scoter keren banget. keluaran tahun 62 katanya. dicat warna merah menyala. agak genit memang. tapi bikin hati makin kebat-kebit.

gue emang kepincut berat sama benda yang satu ini. apalagi setelah nonton aksinya kidman di "interpreter" dan maggie cheung di "clean". dua ibu ini tampak cool banget dengan skuter mereka.

beberapa hari sebelum ini gue juga sempet liat cewek dengan hondanya. keliatan keren gitu. soalnya disini kan jarang-jarang cewek bawa motor. tapi apa bisa ya gue seperti mereka?

Lagi Biru (lagi)

nyebelin gak sih...?! udah ngetik buat di posting terus ilang?!
gue pengen bilang gue lagi flu (lagi) nih.
ini kali kedua gue flu dalam tiga bulan terakhir.
kali kedua gue flu sejak kepindahan gue di rumah kontrakkan yang baru ini.

kata ucu temen gue, rumah itu emang gak sehat.
gak ada cahaya matahari masuk kalo siang.
udaranya berat (meski gue gak ngerti dengan istilah yang lebih mengingatkan gue pada lagunya franky sahilatua ini).

yang jelas gue emang semakin loyo sekarang.
semakin males ngapa-ngapain. males nulis. gak ada ide.
gak ada yang kasih semangat lagi... ;-(

Mandala Crush

meski gue kadang berangan-angan berada dalam suatu perjalanan untuk tak kembali,
namun sungguh gue gak ingin berada sebagai salah satu penumpang yang tubuhnya hancur lebur (beberapa bahkan tak teridentifikasi) dalam bencana kegagalan take off pesawat mandala di bandara polonia medan senin pagi 5 september lalu.

yang menyesakkan adalah, pesawat tersebut meledak di udara dan tubuhnya menimpa perumahan padat peduduk di padang bulan yang jaraknya hanya sekitar 100 meter saja dari bandara.

bagaimana menyaksikan tubuh yang tak tau menahu apa yang sebelumnya terjadi untuk kemudian hancur terbakar tertimba sesuatu ang tak dikehendaki?
apa salah manusia-manusia ini?

meski kadang gue suka ngelamun bila tengah berada dalam suatu perjalanan dan berharap kendaraan yang tengah gue tumpangi melaju pada tujuan yang tak tentu, namun percayalah gue gak ingin menjadi salah satu penumpang yang mati sia-sia seperti itu.

meski kadang gue ingin mati dan berada dalam perjalanan yang tak pernah kembali, tapi gue gak pernah ingin tubuh gue ditemukan dalam kondisi yang hancur, rusak, dan mengenaskan seperti itu.

inikah mati secara "husnul khatimah" yang gue idam-idamkan itu?
adakah doanya?

Friday, August 19, 2005

Abre Los Ojos

ini sebenarnya film yang udah lama ditonton. tapi belum sempet ditulis. gak ada yang menarik untuk diangkat. selain bahwa film ini merupakan versi aslinya "vanilla sky".

penelope cruz sama-sama menjadi sofia di dua film ini. di versi hollywood sempat heboh karena saat main bareng tom cruise inilah disangkakan sebagai awal dari kisah terlarang mereka. melahirkan kisah pedih buat kidman (gue sempet mengidolakan pasangan sempurna ini).

mana yang lebih bagus, vanilla sky atawa abre los ojos (yang diinggriskan menjadi open your eyes)?
adegan ranjangnya lebih yahud di versi hollywood (mungkin juga di versi latinnya dah disensor). tapi logikanya lebih di runut di versi spanyolnya. disini juga cruz berperan lebih nyeni. jadi mahasiswi di sekolah seni dan sempet mempraktekkan adegan pantomim di taman yang ramai pengunjung. bukan sekedar jadi perempuan penggoda yang mengambil alih cinta antara cruise dan diaz.

that's it. gue gak tau mau nulis apalagi. makin berasa kalo gue makin gak produktif sekarang. menyedihkan!

Tuesday, July 26, 2005

Gue yang Sinis, Judes, dan Tak Mudah Ditaklukkan

kalau dihitung-hitung, banyak juga laki-laki yang berusaha singgah dalam beberapa bulan terakhir ini. mencoba segala cara untuk dapat lebih dekat. tapi gue tetap bergeming. sejauh ini belum ada daya listrik yang mampu menggerakkan hati gue dan bilang "i do" sama mereka.

hidup lalu bagai telenovela yang sengaja diputar-putar sedemikian rupa agar episodenya tak habis-abis. gue naksir siapa eh malah ditaksir siapa.

kadang capek dan jenuh juga (ini kalimat klise banget). tapi sejauh ini gue tak pernah berniat menggadaikan hati demi kehadiran laki-laki. toh, gue semakin mersa tegar, kuat, dan tak cengeng lagi. gue bisa hidup sendiri kok! dan tengah asik-asiknya menikmati kesendirian itu. meski kadang pengen nangis dan gak tau tujuan hidup ini mau dibawa kemana. wajar aja. emosi toh ada siklusnya. kadang semangat, kadang melempem.

buat yusuf di samarinda, saikhu di kali pasir, dwi tetangga sebelah, adi yang baru aja gue kenal, sori to say bahwa gue gak bisa dengan sengaja bermanis-manis menerima sms, telpon atau apapun dari kalian. gue pernah dengan tegas mengatakan ini pada kalian. dan gue gak merasa takut dengan segala keterus terangan ini. hidup tak selamanya sesuai seperti yang kita inginkan. kita angankan.

The Island

ini film lumayan. logikanya nyambung (kata ucu, temen gue). meski ada yang rada gak nyambung juga sih. semisal, gimana bisa ada perempuan klon yang hamil padahal komunitas ini tak berhubungan seks?

kekurangan lainnya, gue gak begitu menikmati saat nomat film ini kemarin. duduk di deretan paling depan. bener-bener di depan pan. bikin pala pusing karena nonton dengan kepala yang mendongak.

karenanya, kalau ada kesempatan, gue mau nonton lagi film ini. ini film lumayan menghibur. macam mr. and mrs. smith, sahara, atau kingdom of heaven.
akting ewan-nya ok. tapi rasanya scarlett dipasang cuma karena keseksiannya disini (gue rasa banyak bagian tubuhnya yang dah dipermak abis).

film ini juga lumayan bikin mikir (meski rada absurd) kayak minority report atau matrix edisi pertama (dua seri terakhirnya rada membosankan sih...).

oh, ada juga film yang sialnya gue lupa apa judulnya. yang jelas film ini dibintangi jodie foster. berkisah tentang misi luar angkasa. ada scene yang bikin gue takjub abis. saat foster terdampar di ruang antah berantah di langit ke tujuh. uh, panoramanya bagus banget...

kelupaan judul juga hinggap pada film remaja yang berkisah tentang kompetisi penari (ballet?) yang salah satu soundtracknya masang lagu "i wanna be with you"-nya mandy moore. ini film emang gak ada hubungannya dengan film-film diatas. cuma ya itu tadi, lupa judul, dan gue rada susah cari film ini lagi.

does anyone can help?

Tuesday, July 19, 2005

Bejo Renggono

Kemarin gue sempet ketemu cowok lucu. Brondong gitu. Masak manggil gue mbak?
Anaknya lumayan keren siyy. Gondrong. Desain grafis. Pinter moto pula.
Tapi ya udah. Lewat gitu aja.
Gak lama. Gak tau juga gimana caranya pdkt sama doi.
Padahal pengen... :-P

Saturday, July 16, 2005

Menulis Itu Susah!

kata siapa menulis itu gampang?
susah tau...?!
minimal buat gue.
mo nulis curhatan aja suka tiba-tiba blank.
bengong.
gak tau mau nulis apa.
apa guenya yang begi ya....

Monday, July 11, 2005

Need Somebody...

lagi flu,
hati lagi biru,
sering gak tau mau ngapain.

Thursday, June 23, 2005

Dua Momen yang Ingin Ku Abadikan Malam Ini

ku lihat gadis muda itu tersandar pada batas pemisah antara kursi supir dan penumpang di mikrolet M12 jurusan senen-kota malam ini. batas pemisah itu berterali. mirip seperti jeruji mobil tahanan yang memisahkan supir dan ruang belakang yang biasanya dikhususkan untuk para tahanan berat. dengan kostum yang dikenakannya saat itu, sosoknya mengingatkan gue pada perempuan-perempuan malam yang baru saja dirazia. dalam cahaya lampu mikrolet yang temaram gue ingin gambar perempuan ini bisa diambil.

kulihat sepasang sepatu dengan anyaman unik. seperti saling silang yang dianyam dari tikar. berkilap hitam. sepatu itu terpasang pada sepasang kaki yang sesungguhnya gue kenal. tak begitu dekat. karena kami teman kursus yang baru saja menggenapi 5 kali pertemuan selasa malam lalu. malam ini ia mengenakan motif lain yang kembali menarik perhatianku. kulit coklat dengan sol yang terlihat rapi. sepatu berkelas. aku tak berani menaksir berapa harganya. mengingat koleksi kamera yang ia punya pun sudah membuat aku tak mampu berfikir berapa penghasilannya dalam sebulan. belum lagi mobil mersi yang menjadi kesehariannya. wah...

lagi, aku hanya mampu mengingat momen ini dalam fikiran. berfikir mengapa aku tak mampu mengabadikannya. bagaimana sesungguhnya bisa mengambil gambar yang baik dan benar? tanpa rasa sungkan atau takut? bisakah kita dengan tiba-tiba mengeluarkan kamera dan entah dengan sengaja atau sembunyi-sembunyi mengambil gambar yang kita ingin? tanpa harus hirau dengan perasaannya atau bahkan perasaan kita sendiri?

Warteg 24 Jam

mungkin gue aja yang selama ini kuper ya...
kemarin malam gue diajak makan di warteg marmo. ini warteg katanya udah tenar kemana-kemana. tapi gue baru tau ada warteg ini semalam. kira-kira jam 10-an. setelah capek ngubek-ngubek perkakas di carrefour yang makin gila aja koleksinya.

apa yang istimewa dari warteg yang mangkal di tebet ini?
buat orang baru kayak gue mungkin agak berkesan. menunya lumayan lengkap (lebih banyak sih menu karnivora. so, buat vegetarian kayaknya mesti cari alternatif) meski dari segi rasa gak terlalu istimewa. porsi nasinya juga sedikit. macam porsi rumah makan padang lah. gue aja harus nambah. bukan karena ketagihan tapi memang gak nendang aja di perut.

keistimewaan lainnya: buka 24 jam. konon hari raya juga tetap buka. informasi yang terakhir ini tentu mesti di cek lagi.

di tengah timbunan lauk pauk dan ramainya pengunjung malam itu (katanya sih banyak juga artis yang mampir kesini...) gue sempet ngebet banget untuk nulis profil tentang warteg ini (mentang-mentang baru kelar kursus jurnalisme sastrawi mungkin...)

gue sempat bertanya-tanya, mana yang namanya pak warmo ya...?
temen gue gak ada yang bisa jawab. "mungkin juga udah mati". jawab temen gue enteng.
lalu berapa kira-kira omset seharinya ya? udah berapa lama pak warmo ini buka usaha? apa suka dukanya? udah keturunan yang ke berapa yang megang usahanya sekarang? apa hasil dari jerih payahnya selama ini?

bisnis rumah makan emang termasuk bisnis yang prospektif. kalau manajemennya bener tentu aja. karena banyak juga yang akhirnya gulung tikar. kabarnya bisnis beginian main dukunnya juga kuat. ini tentu perlu investigasi lebih lanjut. tapi bisnis makan pedagang kaki lima emang seringkali mengilik hati gue untuk bisa menelusurinya lebih jauh. sayang, biasanya keinginan hanya tinggal keinginan. apalagi gue juga belum tau mau di dayagunakan untuk apa tulisan gue nanti. selama belum mendesak dan gak ada funding yang bisa dijadikan sandaran biasanya keinginan ini menguap begitu aja. nanti juga lupa lagi. ketimbun sama keinginan lain.

malam itu sambil makan gue sempat ngelamun. mata gue sempat menangkap styreofoam kelap-kelip bertuliskan "warteg warmo, buka 24 jam" disalah satu ujung atas dindingnya. wah, ok juga nih buat diambil gambarnya. gue dah kebayang sudut-sudut mana aja yang bisa diambil. sayang gue gak bawa kodak (seperti biasanya... dasar jurnalis tanggung!)

Tuesday, June 21, 2005

21 Juni

tak akan ku ucapkan selamat ulang tahun untukmu kali ini.
tak akan.

Friday, June 17, 2005

Belum Saatnya

ada desir-desir aneh saat gue terima sms-sms-nya
siap jatuh cinta lagi nih...?!
tapi kok kayaknya umurnya dibawah gue ya...?!
hm, berondong bouw.. hm....

Friday, June 10, 2005

Mark, Janet, Tirto..

ini tentang kesibukan yang sempat melanda di bulan juni kemarin. kursus di EF, jurnalisme sastrawi, dan ambil kelas fotografi di oktagon. bayar 1,290 ribu untuk kelas basic di EF, bayar gratis untuk jurnalisme sastrawi (kecuali keluar ongkos buat transport pp) dan keluar duit 1,690 ribu untuk kursus di oktagon.

awalnya sempet semangat. ketemu orang-orang baru. bisa ngobrol secara nginggris dengan mark, tutor gue di EF yang funky banget. meski dengan bahasa yang blekak-blekuk. pun untuk kursus jurnalisme sastrawi yang di pandu janet. sebuah kelas yang menyenangkan. meski lama-lama bt juga. terutama karena janetnya cuma hadir di minggu pertama dan diganti dengan pengampu lain yang sempet bikin ngantuk berat (haruskah namanya disebut disini?). trus, ketemu orang-orang yang canggih di oktagon.

tapi segala kesenangan tentu ada masanya. seperti gue bilang. makin kesini makin bosenin. mark di EF sempet diganti bill. ini bener-bener jadi membosankan. dan gue sepet memutuskan untuk gak lanjut. meski merasa sayang. lalu kelas di oktagon juga sempet beberapa kali gue bolosin. makin kesini makin merasa gak dapet apa-apa. dan gue masih sering glagepan kalo lagi turlap. kenapa mau jadi pinter mahal ya? tanya kenapa...

Wednesday, June 01, 2005

Rumah Baru

ini kali ketiga gue pindah kos-kosan di daerah menteng. dapet rumah lumayan meski berada di perkampungan yang padet banget. mengingatkan gue pada lagu gang kelinci-nya lilis suryani. tapi sejauh ini gue enjoy. gak melo seperti kepindahan gue sebelum-sebelumnya. meski masih suka inget sama bajingan satu itu. hey, kemana aja lu, man...?! miss u but hate u!!!

Thursday, May 26, 2005

Nudis

kadang gue ingin menikmati kebebasan bertelanjang diri tanpa khawatir dengan tatapan aneh atau iseng siapapun. berada di suatu pulau yang penghuninya bebas mengeksplorasi tubuhnya sendiri tanpa merasa aneh dengan konsep telanjang. dan rasa ini kadang gue nikmati kalau gue keluar kota. nginap di hotel sendirian. dan gue bisa melakukan apapun tanpa harus sungkan diganggu atau diusilin orang iseng.

kebebasan bertelanjang itu juga sempat gue nikmati saat nginap di padepokan gandhi ashram, candidasa pekan kemarin. bukan karena padepokan ini sendiri yang memang mengajarkan warganya hal-hal yang agak diluar kebiasaan. tentu menutupi aurat juga menjadi aturan kesopanan yang diajarkan disini. meski tak ketat. bali sendiri sempat punya konvensi yang membiarkan perempuan-perempuannya bertelanjang dada. sebelum digerus perubahan jaman yang kadang terasa aneh. tapi sampai sekarang gue masih bisa merasa agak nyaman tentang konvensi yang justru yang tak pernah meributkan soal berpakaian disini.

tiga malam di candi dasa. menikmati debur ombak yang tak pernah jemu. menginap disalah satu bale-nya sendirian. gue bisa menikmati kebebasan itu. meski awalnya agak ragu. bale ini di setting sedemikian rupa. dengan kamar mandi yang membiarkan banyak ruang terbuka di sana sini. salah satu kaca jendelanya yang tak bertirai sempat gue tutup dengan kain seadanya. sebelum gue bisa dengan nyaman merasa bahwa gak akan ada orang yang iseng mengintip kebebasan sesaat yang jarang gue temui ini.

Tuesday, May 17, 2005

Wicker Park

do not ever trust america!

kalimat ini semakin gue yakini kebenarannya setelah nonton wicker park. film terakhir ini emang gak ada hubungannya dengan heroisme amerika seperti yang sering digambarkan dalam film-filmnya arnold atau stallone. tapi secara gak langsung wicker park semakin memberi kesadaran bahwa hollywood memang memberi peran besar bagi manusia bodoh untuk terus bermimpi indah. Keep dreaming man! Karena jagoan pada akhirnya akan menang. Dan kebaikan pada akhirnya (hanya) akan berpihak pada si cantik dan si tampan. lha, emang apa sih isi filmya sampe gue begitu senewen?

begini, sebenarnya waktu pertama kali diluncurkan di indonesia (jakarta lebih tepatnya), gue udah gak minat nonton film ini. gue tau ini film saduran dari film perancis l'appartement yang dimainkan dengan sangat cemerlang oleh monica belucci dan vincent cassel, pasutri yang sering banget kerja bareng untuk film-film mereka. waktu nonton versi aslinya (thanks to ucu yang udah minjemin dvd-nya), gue miris abis. ini beda banget dengan film-film mainstream (hoolywood) yang selalu happy ending.

lalu, saat kemarin petang gue singgah di menteng dan sengaja mendamparkan diri di surga lautan dvd bajakan, tersentuhlah wicker park yang sempat bikin penasaran (lebih pada josh harnett-nya yang sempet bikin gue ser-seran waktu main di pearl harbor). Langsung gue pantengin abis permainan harnett dan diane kruger tengah malam menjelang dini hari itu.

dari awal gue udah meyakinkan diri untuk tidak membandingkan gaya mereka dengan belucci-cassel. karena pasti kebanting abis. pada beberapa scene mereka memang setia pada saduran aslinya. meski banyak juga improvisasi. soal nama tokoh max yang berganti jadi matthew yang hobi foto dan jadi juru rekam dengan video yang lebih canggih, misalnya. atau lisa yang penari padahal di l'apprtment dia seorang pemain teater. komunikasi juga lebih canggih karena udah pake hp dan suara perekam (hari gini cing!). tapi soulmate antara mattew dan lisa gak gue dapetin pada permainan harnett dan kruger ini. satu-satunya yang mengobati kekecewaan gue pada film ini justru pada karakter alex yang dimainin dengan ok oleh rose byrne (di l'appartment tokoh ini bernama alice, juga diperankan dengan cemerlang oleh romane bohringer).

dan, kekecewaan gue semakin mendapat tempatnya pada ending film ini yang diubah total. di versi aslinya gak ada tuh cerita matt akhirnya ketemu lisa dengan latar belakang lagu cold play yang mendayu-dayu. bah!

yang ada, lisa dibakar di apartemennya oleh daniel, pacar gelapnya yang cemburu sama dia. lalu max malah jatuh ke pelukan alice yang jelas-jelas telah melakukan tipu daya untuk menghancurkan hubungan kasih matt/max dengan lisa. dan matt selamanya tak pernah bertemu lisa saudara-saudara! termasuk gelapnya jawaban atas meghilangnya lisa selama ini.

Huhu.. gue sempet nangis kering airmata nonton ini. Sarkastik! Hidup memang kejam dan gak selamanya yang happy ending. Dan film-film kayak gini biasanya cuma bisa didapetin di luar produksi hollywood. disinilah baru terasa jasa besar jakarta film festival atau kegiatan-kegiatan yang sejenis dalam membuka mata penonton untuk kehadiran film-film alternatif disini (meski baisanya gue juga lebih memburu film-film yang gratisan waktu mereka bikin hajatan).

Dan dengan tiba-tiba pikiran gue pada film-film hollywood melayang kemana-mana. bisa diitung sebelah jari deh film-film hollywood yang mau ambil resiko bikin cerita yang gak populer. akhir ceritanya pasti bisa ditebak. bahkan untuk film berkualitas macam eternal sunshine of the spotleess mind aja tetap mengecewakan endingnya. (kenapa juga clementin mau balik sama joel padahal dia udah ikut terapi menghapus memori apapun yang berkaitan dengan joel?).

trus, soal fahrenheit 911 yang sempet bikin decak kagum banyak orang itu. ternyata malah jadi cibiran besar bagi banyak warga besar amerika sendiri. dibuat berjenis-jenis film tandingan fahrenheit yang berusaha memukul telak michael moore (hiks, gue gak sengaja ngedapetin fahrenhype 911 karena salah comot dan ternyata versi tandingan fahrenheit 911). rasa-rasanya mereka emang dengan sengaja menciptakan hidup nyaman di "the dream land" dan ini mengingatkan gue pada dunia stanford's wifes yang endingnya juga garing abis.

lantas, tiba-tiba juga gue inget omongan temen gue waktu heboh soal theo toemion di jis (hehe.. gak ada hubungannya ya?). waktu itu dia bilang, gue sih percaya sama media (tentang) amerika paling gede cuma 75% aja. nah...

Thursday, May 12, 2005

Iman

apakah sebenarnya iman itu?
sekedar percaya bahwa tuhan itu ada dan mengingatnya selalu dalam setiap denyut nadi kita?
rajin melakukan ritual-ritual ibadah untuk memujanya?

gue percaya tuhan itu ada.
meski tak selalu mengingatnya.

gue selalu mengingatnya.
meski juga kadang merasa tak percaya (aneh! tiba-tiba gue merasa bergetar saat menulis ini)

gue mengingatnya meski tak rajin menyembahnya.

apakah sebenarnya iman itu?

Sembelit

belakangan ini gue semakin susah BAB.
kenapa yah?
kurang makan sayur, buah, dan makanan berserat lainnya.
itu pasti kata dokter.
trus, kalo emang susah nemuinnya gimana dong...?!

Tulang Nyangkut

waktu kecil gue pernah baca buku cerita terjemahan (salah satu karyanya andersen? mungkin ya, mungkin juga gak. lupa!) soal tamu yang ketulangan duri ikan. samar-samar gue inget cerita itu.

tersebutlah laki-laki (sebut aja si om) yang bertamu di rumah mrs. brown (lagi-lagi nama ini asli fiktif). ia di jamu masakan ikan oleh nyonya rumah. saat makan malam itulah si om tersedak tulang ikan lalu diam tak bergerak.

mrs. brown takut bukan kepalang dan mengira si om mati. ia panik. segera diangkatnya tubuh si om yang diam tak bergerak dan menggeletakkanya di salah satu pekarangan tetangganya.

tak berapa lama ada tetangga mrs. brown yang membawa om yang tergeletak itu masuk ke dalam rumahnya. ia tahu, orang ini belum mati. ditepuk-tepuknya pundak si om dan dia masih diam. kali lain atas saran istrinya di pukulnya dengan keras pundak om yang malang ini. ajaib. sekejap om ini muntah dan ia tersadar.

berceritalah si om bahwa ia baru saja makan ikan dan durinya nyangkut di tenggorokan. ia berterima kasih pada tetangga mrs brown ini karena telah menyelamatkan nyawanya.

cerita yang sederhana. tapi gue inget waktu itu gue sempat berfikir, apa rasanya ya ketulangan? emangnya beneran sakit? soalnya gue sejak kecil terkenal jago makan tulang. kalo gue lagi makan ikan atau ayam jangan harap kucing sebelah gue bakal kebagian.

tapi siang ini gue kena tulahnya. saat lagi asik-asiknya menikmati pindang kepala patin tiba-tiba gue trsedak. sepotong tulang nyangkut di tenggorokan. sakitnya minta ampun. dan gue panik bukan main. temen gue sempat menyarankan untuk menelan segenggam nasi tanpa dikunyah biar tulang itu ikut tertelan. tak berhasil. tenngorokan gue maikn nyeri.

temen gue yang lain menyarankan untuk kumur-kumur dengan muka tengadah agar air masuk ke tenggorokan. gue sempat mau muntah waktu ngelakuin ini. bener aja. segera gue muntah dan samar-samar gue merasa selarik duri ikan turut keluar. alhamdulillah...

meski tenggorokan gue masih terasa sakit kalau menelan. kapok makan ikan? no way...!!!

Wednesday, May 11, 2005

Kingdom of Heaven

mumpung masih anget dalam ingatan.
kami baru aja nonton film kolosal ini.
disebut kami tentu saja bukan hanya gue sorangan.
siapa-siapa mereka, rasanya gak penting dijabarin disini.
yang jelas gue dibayarin. ini jelas anugerah. meski tak besar tapi patut disyukuri.

cerita berikut sebenarnya lebih untuk arsip gue sendiri. karena gue suka hilang ingatan terhadap hal-hal yang detil.

film ini disutradarai (eh kenapa juga disebut sutradara ya? kesannya feminim gitu lho...) ridley scott yang pernah bikin gladiator. spesialis film heroik gitu lho... gue tau ini juga karena baru aja browsing di internet. cinematografinya dahsyat. orang sering bilang belum ada yang ngalahin lord of the ring (LOTR). sampe leila chudori menjulukinya sebagai film terdahsyat di abad ini. tapi gue kok gak begitu terkesan dengan film yang disebut terakhir ini ya? dan menurut gue orang-orang itu (termasuk leila) terlalu berlebihan. ada banyak lah film dahsyat dan spektakuler di abad ini. kingdom of heaven buat gue bisa jadi salah satunya.

eh, hero-nya zhang yimou juga dahsyat kok. filosofinya ok, permainan warnanya cantik. scene-scene-nya juga dahsyat. apalagi saat hujan panah di padepokan kaligrafinya broken sword (?).

memangnya apa sih ukuran film disebut dahsyat atau spektakuler? (ups, sebenarnya gue telah mensinonimkan dua kata yang berbeda. ok, let we put the last one). karena budgetnya yang sampe trilyunan? kecanggihan teknologi dan animasinya (yang juga akan berakibat pada hal yang pertama)? atau sekedar kreatifitas seseorang dalam mengambil gambar?
pertanyaan gue mungkin gak mutu gini. sama gak mutunya karena gue gak tau persis perbandingan budget film-film yang masuk kategori spektakuler itu (does anyone will help me?).

yang jelas (lagi, ini sekedar catatan penting untuk arsip gue pribadi), film ini dibintangi orlando bloom, cowok manis yang main di lord of the ring jadi legolas yang kiut itu (spesialis knight manis yang lembut rupanya doi. lihat juga misalnya aktingnya untuk troy. meski untuk kingdom ini doi penampilannya lebih maccho dengan brewok gak keurus itu, tetep aja dia keliatan cowok yang melo). dan gue (seperti biasanya) sempet kepincut sama tokoh ini waktu di LOTR meski stt... doi sempet diisukan gay lho... semua ini lagi-lagi ya gue dapet setelah browsing sana-sini (terpujilah google!)

lalu siapa eva green? si sybilla yang misterius itu?
gak banyak yang bisa didapet dari profil cewek ini. kecuali dia pernah maen di dreamer yang gila banget (gue gak nyangka melihat perubahan tampilannya untuk peran sybilla yang kelihatan dewasa banget). doi terbilang masih muda tapi film emang mampu merubah wajah orang jadi siapapun atau apapun.

Tuesday, May 10, 2005

Aku dan Peterpan

selamatkan indonesia dari peterpan...!!! teriak temen gue waktu lagu "ada apa dengan mu" bisa dengan mudahnya masuk ke telinga kita. mulai dari loby hotel sampe warung kopi di pinggir stasiun. ponakan gue yang baru berumur dua taun dan baru belajar ngomong pun hafal lagu ini. toh gue ikut menikmati semua kegilaan ini. beli dua kasetnya di toko resmi dan rela rugi 10 ribu untuk bayar nada sambung lagu "aku dan bintang" di ponsel gue. sempet tersirep sama penampakan ariel, meski gue tau doi gak bakalan level sama gue. berondong abis bouw... dan temen-temen gue bilang, "ih, diakan laki orang...?!"

so, what gitu lho...?! masak gara-gara dah merit trus gak boleh jadi idaman eh idola. nabi muhammad aja laki orang. dan kita menjadikannya idola. sebenarnya bukan idola juga sih (untuk ariel maksudnya bukan untuk nabi muhammad) gue pasti terpengaruh jualan yang blow-up abis sama media.

dulu juga sempet naksir berat dewa, mengoleksi kaset-kasetnya (sebelum album terakhir yang kontroversial itu. bukan karena pengen sok ngebela fpi dan organisasi turunannya. lebih karena format lagu-lagu dewa yang semakin gak jelas. segala laskar cinta lah dibawa-bawa. gue udah mulai merasa dewa menuju kejatuhannya saat rilis album arjuna mencari cinta. sok puitis tapi gak jelas gitu lho...).

sheila on 7 waktu album pertama juga sempet naksir. tapi kesininya juga makin gak jelas. trus slank juga, meski awalnya karena sering numpang denger kaset-kaset adek gue yang slankers abis dan sempet nonton live shownya di depok. ternyata keren juga ya... tapi ya trus berlalu.

eh, sama kla juga ding. itu pun sebelum akhirnya dirubah format sama katon yang makin gak katon. tiba-tiba berubah jadi "banci" sejak ketemu ira dan kehilangan daya magisnya dalam membuat syair yang dahsyat... wah, ngapain aja man selama ini..?!

lalu, ada apa dengan ariel? ya gak apa-apa juga. gue pengen banget bisa nonton live shownya. biar dibilang abg (angkatan babe gue?) yang gak inget umur. waktu di jambi kemarin, kesempatan itu nyaris aja gue dapet. konon katanya pula, mereka akan nginep di hotel yang sama tempat gue bermalam waktu itu. dan yang bikin tambah ngebet nonton waktu itu, menurut temen gue disana, tiketnya paling mahal paling 20 ribu. gak lebih bisa kurang malah. itu udah kelas vip lho. karena standar disana memang segituan, katanya...

tetapi... ada banyak hal yang memberatkan gue untuk nonton saat itu. pertama, tiket balik gue dah dibook. dan waktunya cuma beda 6 jam dengan kedatangan band ini ke hotel itu. ngenes banget gak seeh...?! namun begitu, sesungguhnya gue agak malu juga kalo ngakuin bahwasannya gue mundur pulang gara-gara nungguin peterpen. apa kata dunia persilatan tentang ini?

eh, dulunya sih gue sempet gak naksir pisan waktu mereka ngeluarin album pertama. ah, paling band "anak-anak" yang besoknya juga dah tenggelem. pun waktu mereka berhasil masuk muri karena rekornya main 48 jam non stop dibeberapa wilayah. biasalah cari sensasi... pikir gue waktu itu. tapi sejak virus "ada apa dengan mu" disebar dimana-mana, gue kepincut juga. lalu liat nongkrongannnya ariel, wah boleh juga ni anak. kreatif, low profile, n dewasa gitu lho kayaknya.. meski nyatanya ngehamilin anak orang ;-P wua...

dan di sore yang suntuk itu gue mampir ke disk tara. beli "bintang di surga" dan ngedengerin abis lagu-lagunya. gue suka syair-syairnya yang kadang gak jelas tapi menyiratkan pemberontakan. salah satu kalimat yang memberi inspirasi gue di album ini adalah saat ariel dengan suara seraknya teriak "aku menunggumu... mati dihadapanku..."

Friday, May 06, 2005

Nah ini Dia...!!!

Akhirnya! dan gue terlonjak gembira saat gue temuin URL (ini singkatan yang gue gak tau kepanjangannya apa. sumpah!) tentang fotografi. gue harus berterima kasih pada alexander louiciano (hm, agak susah nulisnya) yang meski gak gue kenal tapi berkenan mencantumkan web ini pada salah satu blognya di britzone. doi juga tanpa sungkan meng-add gue di friendsternya. meski, lagi-lagi, gue gak kenal (apalagi dia). thanks anyway.
(eh, gue juga punya blog di britzone lho.. jadi punya tiga blog euy.. meski miskin ide..;-p)

gue juga harus berterima kasih pada yang menemukan teknologi (klise banget kata-kata ini). gimana gak, kita dapat dengan mudahnya ngedapetin info yang dulu gak pernah kebayang gimana bisa masuk ke otak kita. asal kuat mata n kantong aja. syukur-syukur sih punya kantor sehingga kita bisa akses internet gratis. hiks, jadi inget jaman jadi mahasiswa dulu. siap antri di warnet yang menawarkan harga paling murah! meski gak semua orang juga merasa butuh perkembangan teknologi dan segala macem tetek bengek yang biasanya cuma konsumsi kalangan menengah atas aja.

oh yes, soal britzone ini gue temuin gak sengaja saat browsing tentang perpustakaan di google. yap, ini tadinya emang komunitas keanggotaan buat para pengguna british council library di s.widjojo. dulu sih termasuk kategori perpus yang lumayan canggih dan keren (meski gue gak pernah jadi anggota). tapi sejak dituker alih sama depdiknas gue gak tau lagi gimana kondisi kecanggihannya yang pernah kesohor itu. pun kenapa bisa dituker alih sama lembaga pemerintahan yang kadang gak jelas maintanance-nya itu.

balik ke soal fotografer.net itu, dilihat dari halaman mukanya sih, isinya lumayan okeh. sayangnya, sampe sekarang gue belum berhasil mengakses web itu lebih dalem. meski juga udah ngedaftar jadi anggota, tetap aja susah buka menu yang ada dibody web-nya. susah banget loginnya. selalu aja muncul warning: "Halaman tersebut hanya dapat dilihat oleh Member atau yang levelnya lebih tinggi". apa sih maksudnya...?! kapan keanggotaan gue diverifikasi...?!

Tuesday, May 03, 2005

Bulan Sepotong

mungkin gue emang lagi melo saat itu. mungkin juga gak.
tapi rasa-rasanya saat itu gue lagi sadar sesadar-sadarnya.

malam itu (wah.. lupa tanggal berapa euy. tapi belum lama banget kok!) gue liat bulan yang sepotong. bukan sepotong. tapi separo. bener-bener separo. persis kayak cake yang dibelah dua. sama gedenya. dan yang sepotong raib dicolong buto.

ini bukan kejadian ajaib sih. penampakan bulan emang ada siklusnya diwaktu-waktu tertentu. kadang penuh, terus separo, terus seperempat. sebelum kembali ke penuh lagi.
kadang juga cantik banget diliatnya. kadang juga pucat dan berkabut.
kadang kita peduli kalo dia ada. kadang lewat begitu aja.

semoga ini lagi-lagi bukan karena lagi melo ya.. tapi gue suka banget dengan momen bulan sepotong itu. sayang gak bisa dipotret...

My English is F**k!

kalo ada orang yang bego banget dalam berbahasa apalagi bahasa inggris yang udah jadi bahasanya dunia, itu ya gue.

hari gini masih sering males baca teks inggris karena harus buka-buka kamus untuk tau apa maksud si penulis.
masih suka minder abis kalo harus ngomong sama orang bule.
masih suka terbengong-bengong dan mikir lamaaaa banget kalo harus nulis dalam bahasa inggris. pun cuma buat cv.

bikin nyolot gak sehh... sementara ukuran sukses orang sekarang ini kan salah satunya diukur dengan kemampuannya berkomunikasi pake bahasa inggris.

trus, bisa apa gue, selain sok nginggris padahal kacau banget struktur bahasanya.
kursus? bukannya gak pernah. tapi bisa ditebak gak ada yang bikin gue joss abis!
gue pengen banget bisa cas cis cus ngomong inggris dengan luwesnya. ketemu banyak orang dan bukan cuma orang lokal doang gitu lho...

senior gue bilang, satu-satunya cara ya nyemplung langsung ke tempat orang itu punya bahasa. tapi gimana bisa, la wong untuk bisa pergi gratis syaratnya selalu toefl minimal 500.
jadi, duluan mana, telor ato ayam...?!

Monday, May 02, 2005

Bonjour...!!!

selamat pagi...
pagi yang gue maksud pastilah diatas jam sepuluh. karena bisa dihitung dengan jari sebelah tangan saja dalam sebulan berapa kali gue bisa bangun di pagi yang sesungguhnya.
so, do not ever make a deal under 10 am with me! kecuali besok dunia akan kiamat.

pernah juga sih gue bangun pagi. biasanya karena kepaksa kalo gak mau ketinggalan kereta. gak mau ketinggalan pesawat, atau ikut ujian yang bikin bete (hehe.. jadi inget, gue pernah ikutan ujian cpns yang bikin gue kapok. itu pun telat setengah jam sebelumnya. hasilnya? bisa ditebaklah.. ancur abis!). itu pun dengan misuh-misuh sama bunyi alarm yang gak tau diri. plis, give me more 30 minutes...

ya.. gue ngerti ini pola hidup tak sehat. slebor banget. nyantai banget. pantes hidup gue gak maju-maju. dan gue cuma bisa ngiri kalo ada temen-temen gue yang sukses. atau baca profil orang lain yang dah bisa menghasilkan ini-itu. gila! gue dah dua lapan taun ni man...! tapi belum bikin apa-apa. rejeki yang abis dipatok ayam. pasti begitu orang tua gue bilang.

trus ngapain aja kalo malem sampe bangun siang gitu? tanya temen gue yang sok perhatian.
hm, ngapain aja ya? bingung juga gue. kebayakan sih bengong dan mikir gak jelas. baca-baca dikit sih sebelum merasa bosen. buka komputer buat bikin curhatan, atau nonton film-film sisa. selebihnya ya ngayal kemana-mana. pengen punya rumah, punya mobil, jalan-jalan keliling dunia, bikin sesuatu yang monumental, punya temen jalan yang ok...

gue suka malem karena sepi. bisa berhayal ini-itu. mimpi ini-itu. punya ide ini-itu. punya niat ngelakuin ini-itu. dan bencinya, pagi begitu bangun biasanya buyar semua ide yang tiap malam melingkar-lingkar di kepala gue. tersedot sama aktifitas siang yang membuyarkan semua mimpi-mimpi malem gue. bah! hidup gue emang gak jelas gini. serba gak terencana ini. malem punya planning begini, siangnya ngedapetin kondisi begitu...

trus, waktu baca rubrik konsultasi di kompas minggu ini, konon katanya ini masuk salah satu gejala depresi. dan biasanya menimpa kaum perempuan. wah! meski beda kasus dengan cerita yang dicuplik di rubrik itu, beberapa kesamaan rasa sering gue alami seperti contoh kisah "sang korban" di rubrik itu. susah tidur malem (meski gue suka dengan kondisi ini tak pernah berusaha menghilangkannya), kadang juga merasa insecure, sedih kalo inget sesuatu, dan nangis tiba-tiba. wua... gue gak mau cerita ini ah sekarang. sebab rasa sedih itu biasanya dateng kalo gue mau mens. blue moon, begitu gue punya istilah. entah nyambung atau gak.

kadang gue nikmati semua kelambanan ini. berfikir gak jelas gini. meski kadang merasa sedih juga. mau dibawa kemana hidup gue nanti?

Sunday, May 01, 2005

Saat Cinta Berubah Jadi Benci

Sayangku, betapa muak aku membaca kalimat ini.
Bagaimana bisa aku masih memikirkan kamu
Sementara bulan tak lagi seterang lampu neon.
(wua.. taon tujuh puluhan banget sih gue...)

betapa ingin aku maki-maki kamu
dasar bangsat kamu...!!!

Jualan Gaya Baru

Hey.. selamat datang.. promosikan dirimu..

dan aku rela duduk berjam-jam memelototi layar komputer demi dapat mengikuti trend jualan gaya baru ini. meski Roy Suryo pernah bilang ini tren kampungan. dan ia memerlukan untuk memproklamirkan diri untuk tidak akan ikut-ikutan tren kampungan ini.

aku sempat begitu. bukan karena gaya tak ingin ikut arus. semata karena gaptek! selain bingung.. apa yang bisa gue jual kira-kira ya...

betul saja. setelah coba klik sana sini, menunggu hasil upload dengan bete, tercenung sendiri, lahir juga promosi diri ini. gue butuh media untuk sekedar teriak gitu lho bouw... meski hasilnya minim banget. up load photo aja gak berhasil dari kemarin. bodoh banget sih gue.. gak ada yang bisa ditanyain lagi.. ;-/