Friday, October 07, 2005

kesempatan yang kuabaikan hari ini

seminggu yang lalu aku mendapat sms.
"anda dinyatakan lolos seleksi tahap satu..." bla.. bla.. bla...
awalnya ku pikir sms penipuan yang mengabarkan kita berhasil memenangkan sesuatu dan karenanya kita harus berbuat sesuatu sesuai dengan permintaan pengirim. (hari gini..?!)

kubaca lagi dengan seksama.
"lihat pengumuman di www.p2kp.org. untuk konfirmasi hubungi 021-...."
o, p2kp. aku pernah ngirim lamaran kesini ya? ya... ya... aku ingat. waktu ada lowongan di aceh aku sempat kirim lamaran dulu. entah lewat apa. email? pos surat? aku tak ingat lagi. hanya ingat aku memang sempat buat lamaran sana-sini. mencoba-coba melempar manggis. mana tau mendapat mangga. skedar usaha mendapat sesuatu yang baru (3 tahun di demos membuat aku merasa stagnan. status kontrak terus. gaji tak tambah. ilmu apalagi. dan riset ini praktis akan berakhir november besok).
tapi aku pun lalu tak begitu antusias membaca sms itu. ngirit banget sih ini orang. masak mau merekrut orang aja mesti kita yang menghubungi?

toh begitu sempat ku intip webnya. terdapat banner pengumuman peserta yang dinyatakan lolos seleksi 1 dan berhak melanjutkan ke seleksi berikutnya (lho?! kapan seleksi pertamanya dilakukan?). ada sejumlah nama disitu. termasuk pengumuman bahwa pelaksanaan tes selanjutnya adalah tes psikotest yang akan dilangsung senin 3 oktober 2005 jam 8.00 pagi di universitas tarumanegara sebelah kampus trisakti grogol. wah, makin malas aku.

pertama, kampus itu letaknya jauh. dan aku harus berangkat pagi-pagi. hrrrr....

kedua, psikotes? ampun lah. tes macam apa pula ini? apa yang bisa diharap dari tes ini? memprediksi kemampuan dan mental seseorang berdasar deret angka hasil jawaban orang yang belum tentu sedang bagus mood-nya saat menjawab soal-soal dalam hitngan detik itu. apalagi dikerjakan dalam keadaan perut kosong berjam-jam.

beberapa kali aku mengikuti tes ini. yang polanya sama dari tahun ke tahun. menggambar, berhitung, mencari lawan kata, mengingat sesuatu. aku makin merasa bodoh. apalagi kalau masuk soal hitung menghitung. membuat aku berfikir, apa hubungannya semua ini dengan posisi yang akan kita lamar? (aku pernah ikut 7 tahap seleksi untuk calon reporter kompas. pun tempo. meski masih tak nyambung apa hubungannya semua itu dengan dunia reportase dan jurnalisme? kenapa kualifikasi seseorang tidak diukur berdasar cv dan hasil karya seseorang? untuk memastikan sang pelamar tak berbohong toh bisa diverifikasi pada saat wawancara)

ketiga, seperti yang aku bilang, lembaga ini tampaknya tak serius merekrut orang. masak hanya bermodal sms.

maka dengan begitu kuputuskan untuk tidak mengindahkan pengumuman ini. sampai jumat siang lalu seseorang menelponku.
"hallo, mbak? kenapa kemarin gak datang tes?"
"o, saya gak bisa mbak. senin pagi saya ada acara". aku menjawab asal. asal kau tau, aku tidur sepanjang pagi itu.
"o, kita masih ada tes susulan kalau mau, besok tanggal 7 oktober. tempatnya nanti saya sms".

ya.. ya.. aku sempat menjawab antusias. tak menyangka mereka akan menguhungi ku. sebuah sms masuk. mengabarkan tes psikotes susulan. tanggal 7 oktober. tempat yang sama. jam yang sama. aku sempat gamang. hm, should i prepare my self to do this?

meski aku sempat membesarkan hati. bukankah aku ingin ke aceh? meski aku belum tau apa yang akan aku kerjakan disana. berapa lama masa tugas ku disana.

hm lagi, sebenarnya aku sama sekali tak buta tentag p2kp. aku pernah bekerja pada lembaga yang sama hampir 6 tahun yanglalu. saat p2kp tengah tumbuh menjadi lembaga baru. ini salah satu binaan world bank sebenarnya. program utamanya adalah memberikan kredit pada rakyat kelas menengah dan kecil untuk melakukan usaha.
maka jadilah lembaga ini. program pengentasan kemiskinan di wilayah perkotan yang kemudian disingkat menjadi p2kp.

program ini pun sebenarnya merupakan program revisi dari jps yang sempat booming tahun 99 lalu. dalam rangka memberi kail bagi rakyat kecil. tapi sering kali hanya berupa formaltas dan merupakan aksi bagi uang belaka.

aku sempat bertugas di wilayah klender dulu. sebagai fasilitator. mendampingi masyarakat membuat proposal untuk mendapatkan bantuan pinjaman. kami bertiga ditempatkan di satu kelurahan dulu. tiap fasilitator berhonor satu juta rupiah per bulan plus insentif 2% dari proposal yang berhasil dicairkan dananya. dana pinjaman minimal 5.000.000 maksimal 20.000.000. dengan masa pembayaran 1-2 tahun. bunga sekitar 15 samapi 20%.

dapat diduga selalu ada intrik disini. baik antar warga atau sesama fasilitator itu sendiri. insentif proposal selain memacu kerja para fasilitator untuk ulet menjaring "klien" juga menjadi sumber konflik yang sering tak terelakkan. masing-masing bergiat mencari dampingan demi mendapat insentif yang lebih besar. aku sempat merasa tak nyaman dengan cara kerja ini. sempat terjadi konflik laten antara kami. ditambah kondisiku yang jarang datang mengingat jarak tinggal yang jauh dan aku masih harus kuliah. aku sempat disidang menghadap ibu direktur saat itu.
sempat menyangka persoalan tak akan menjadi demikian besar. meski banyak juga teman-teman yang mendukungku saat itu akhirnya aku mermutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang tentu saja aku anggap sangat tak sehat itu.

aku pun tak menyangka lembaga ini akan membesar. tak pernah ku temui lagi teman-teman ku dulu (jumlah mereka sebenarnya cukup besar. mengingat untuk jakarta saja terdapat lebih dari 100 keluarahan yang masing-masig kelurahan di"tanam" 3-5 fasilitaor. belum lagi di daerah botabek)sampai ku dengar lowongan untuk mengisi posisi di aceh itu. kata terakhir inilah yang sesunguhnya memikat hati.

aku ingin ke aceh. bukan karena p2kp itu sendiri. aku memprediksi pekerjaan yang tak jauh berbeda dengan apa yang pernah aku lakukan dulu. dan telepon jumat siang itu sempat kembali meneguhkan lagi keinginanku.
come on, u can do it! lagi pun aku fikir aku pasti bisa berangkat jumat pagi tanggal 7 oktober itu. bukankah setelah sahur aku bisa berjaga-jaga dan memprsiapkan diri untuk berangkat.

meski menjelang hari h ternyata aku tak puasa. tetap kupersiapkan diri untuk bangun pagi. aku sempat membeli panganan untuk esok hari dan memasang alarm pukul 6. meski aku telat beranjak tidur malam tadi. lewat pukul 1 dinihri aku masih terjaga. (aku masih mencintai malam dan membenci pagi saat kita harus bergegas menyongsong hari).

benar saja. saat alarm berbunyi mataku masih berat luar biasa. kepalaku makin pusing membayangkan pola psikotes membosankan yang harus aku jalanai. sempat terjadi perang batin (mungkinkah pengaruh tin di kamarku?) sebelum aku kembali menset alarm pukul 6.30.

waktu berlalu dan aku tak bisa kembali tidur pun terjaga. manimbang-nimbang betapa bebal dan menyebalkannya diriku. mengambil atau membiarkan kesempatan ini berlalu. satu-satunya hal yang memberatkan ku adalah soal aceh. this is my chance (but not the last).

hal lainnya yang agak memberatkan ketidakhadiran ku pagi ini di psikotes itu adalah makin tak terujinya kredibilitasku untuk bergiat mendapatkan sesuatu. dasar pemalas. sempat ku paksa diri beranjak ke kamar mandi sebelum aku memutuskan: bukan ini yang aku mau. maka kubiarkan waktu berlalu dalam tubuh yang kembali terlelap (oh, aku sempat mengirim beberapa sms). que sera, sera..

No comments: