Monday, April 14, 2008

Gone

Terus terang aku kecewa saat tau aku tak lolos chevening award yang sudah aku lamar sedari tahun lalu. Ini harapan besar ku untuk melanjutkan hidup. Aku tak punya keinginan apa-apa lagi. Kecuali meninggalkan segala kehidupan yang saat ini makin ku rasakan begitu penat (aku pernah bilang tak ingin menghabiskan hidupku dengan rutinitas yang telah kujalani selama ini kan?).

Tahun ini aku akan 31 tahun. Masih single (aku masih suka menangis mengingat ketololanku berharap pada laki-laki tak bisa dipercaya itu). Dan begitu bosan dengan pekerjaan ku sekarang (minggu-minggu ini aku kembali bertengkar dengan teman kantor yang membuat aku makin merasa tak betah. Kau tau, saat aku mengancam untuk quit, dia malah menantangku untuk segera mengambil keputusan itu. Gila!).

Telah lima tahun aku di Demos. Dengan penghasilan dan perkembangan karir yang aku rasa berjalan seperti keong. Aku ingin melepaskan semuanya. Dan chevening menjadi tiket andalan ku. Namun semua musnah. Aku tak tau lagi bagaimana melanjutkan hidup (aku telah tamat membaca lascar pelangi-nya andrea hirata yang kabarnya mampu membangkitkan semangat hidup. Tak juga kudapatkan kobaran semangat itu. Yang ada malah makin jealous dengan kesempatannya bisa melanglang buana).

Mengingat itu semua membangkitkan keinginan lama ku untuk segera mati saja. But how? Aku takut pada percobaan yang gagal. Aku ingin mati. Tapi tak ingin merasakan sakitnya. Keinginan yang mengingatkan aku pada aksi Zang Ziyi saat meluncur dengan indah dari gunung demi mendapatkan keinginan abadinya dalam “Crouching Tiger Hidden Dragon”.
Bisakah kita seperti itu?

No comments: