Monday, June 04, 2007

Announcement *

Tepat 10 april lalu usia 30 ku jelang. Ada kekhawatiran sendiri mengingat usia biologis perempuan untuk punya anak terbatas. Aku bisa saja kukuh dengan pendirian pura-pura tegar ku untuk tak perlu peduli dengan sindiran kiri kanan dan mempersiapkan diri untuk tetap melajang. Dan adopsi anak bila perlu (kau pasti tau betapa banyaknya anak terlantar di negera bodoh ini). Tapi, sebagaimana kau duga, rasa cemburu terhadap pasangan-pasangan atau teman angkatan yang entah sengaja atau tidak pamer kemesraan dengan keluarga kecil mereka kerap menonjok perasaan ku. Mengendap dalam pikiran dan membangun cerita sedih pada malam-malam tak bisa tidur ku.

Ya, ya, aku juga bisa bilang bahwa aku pernah mencoba menjalin hubungan. Yang kalau mau dihitung secara acak berjalan hampir lima tahun. Sudah bisa menghasilkan seorang anak yang sedang lucu-lucunya kalau mau. Tapi aku tak ingin lagi mengingat-ingat masa lalu. Aku, seperti yang pasti bosan kau dengar, ingin memutus kenangan itu. Bertemu orang baru yang mengajak ku menjelang hidup baru.

Bagaimana pun aku ingin mendapatkan yang terbaik untuk hidupku. Termasuk harapan ditemukannya laki-laki yang tepat untuk ku. The right man on the right place. Sorry to say, kalau aku tetap idealis untuk mendapatkannya. Meski aku tak tau harus mencari kemana. Pasang iklan atau gabung di biro jodoh, aku tak punya cukup nyali. Mengaku pada orang bahwa mendapat pasangan menjadi salah satu prioritas ku saat ini saja aku tak berani (demi menunjukkan idealisme ku, aku juga perlu bilang bahwa ada prioritas lain dalam agenda hidup ku saat ini. Memantapkan karir dan going abroad tentu).

Maka, harapan untuk mendapat laki-laki impian itu sudah kau duga hanya sebatas penghias mimpi malam yang segera buyar siang saat aku bangun dan merasakan perut yang minta diisi. Aku hanya mampu membangun harapan bahwa akan ada saat dimana aku akan bertemu dengannya dan berkata “ I do”.

*Judul diatas tadinya dimaksudkan sebagai pemasangan iklan tentang kejombloanku. Tapi membaca isinya aku sendiri merasa tidak pada tempatnya judul itu diterapkan. Mungkin “Pangeran Impian” lebih pas. Tapi rasanya terlalu klise dan agak-agak teenlit gitu.

No comments: